Air madzi adalah cairan lengket, kental, dan berwarna putih bening yang keluar dari kemaluan seseorang.Biasanya, air madzi akan keluar saat seseorang syahwat karena melihat, membayangkan atau bercumbu dengan suami atau istri sebelum melakukan jima' (berhubungan badan).. Air madzi termasuk najis ringan atau najis mukhaffafah, sehingga seseorang harus membersihkannya terlebih dahulu jika ingin Air mani yang keluar dari kemaluan seseorang sesungguhnya bukan benda najis. Air mani adalah satu pengecualian dari ketentuan bahwa segala benda yang keluar lewat kemaluan hukumnya najis. Baik berbentuk padat, cair atau gas. Air kencing, mazi, wadi, darah, nanah, batu dan semua yang keluar lewat kemaluan ditetapkan para ulama sebagai benda Terkadang, keluarnya madzi juga tidak terasa dan bisa terjadi begitu saja. Air madzi termasuk najis ringan (najis mukhaffafah ), tetapi jika keluar, seseorang tidak diwajibkan untuk mandi besar dan hal ini juga tidak membatalkan puasa. Namun apabila air madzi madzi. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW terhadap seseorang yang pakaiannya terkena Secara umumnya para ulama telah berselisih mengenai kesuciannya; adakah dihukumkan sebagai suci atau najis. Imam al-Nawawi menyebutkan dalam kitabnya bahawa air mani manusia adalah suci di sisi ulama mazhab Syafi'i. Inilah pendapat yang tepat yang dinaskan oleh Imam al-Syafi'i dalam kitab-kitabnya dan pendapat yang telah diputuskan oleh
Manakala air mani itu suci dan tidak najis. Keluarnya mani menyebabkan seseorang harus mandi besar / mandi junub. Situasi yang pertama ialah ketika membuang air besar atau kecil. Air Mazi terhasil apabila otot lantai pelvis tercengkam apabila meneran. Kadangkala cecair daripada pundi prostat juga akan terkeluar ketika membuang air besar.
1. Mengeluarkan Air Mani. Mendekap pasangan, memeluk dengan tangan atau lainnya, perbuatan semacam ini mampu membatalkan puasa dan mengharuskan pelaku untuk mengqadha puasanya. Tetapi bila keluar mani karena pikiran atau pandangan yang memunculkan nafsu syahwat, maka puasanya tidak batal melainkan pahalanya puasanya berkurang. Wallahu alam. 2.Air Mutlak adalah air yang tidak terkena najis. Ianya melebihi *dua kolah dan seandainya dua kolah tersebut walaupun terkena najis namun tidak merubah warna, rasa atau baunya. Menjawab persoalan saudara, tidak ada syarat yang mengatakan sumber air tersebut tidak boleh digunakan oleh orang bukan Islam.Dan keluarnya bisa setetes atau dua tetes, bahkan bisa saja lebih. Maka, jika kita lihat dari penjelasan di atas terkait ketiganya. Bahwa madzi dan wadi adalah najis, dan tidak diharuskan untuk mandi besar namun tetap harus dibersihkan. Sedangkan air mani adalah suci namun diharuskan untuk mandi besar atau junub.Madzi: Cairan bening, tidak terlalu kental, tidak berbau, keluarnya tidak memancar, setelah keluar tidak lemas, biasanya keluar sebelum mani keluar. Cairan ini termasuk najis ringan (najis mukhaffafah), namun jika keluar, tidak menyebabkan wajib mandi dan tidak membatalkan puasa.Mufti Saudi Arabia bahagian Selatan, Asy-Syaikh Al`Allamah Ahmad bin Yahya An-Najmi menjawab sebagai berikut, "Adapun hisapan isteri terhadap kemaluan suaminya (oral sex), maka ini adalah haram, tidak dibolehkan. Ini Kerana ia (kemaluan suami) dapat memancarkan mani, mazi dan lain-lain. Kalau memancar, maka akan keluar darinya air mazi yang Mani atau sperma itu tidak najis, tetapi seseorang yang mengeluarkannya wajib mandi besar. Menurut para ulama, setidaknya ada tiga hal yang membedakan antara mani dengan madzi dan wadi. Pertama, baunya ketika basah seperti bau adonan roti dan tepung, sedang ketika sudah mengering seperti bau telor. Kedua, keluarnya memuncrat.
Imam Malik mengatakan bahwa mani itu najis karena mani adalah darah yang rusak. Juga karena mani itu keluar dari tempat keluarnya kencing yang najis juga. 2. Yang mengatakan tidak najis Imam As-Syafi'i berpendapat bahwa mani manusia itu tidak najis, baik mani laki-laki atau mani perempuan. Dalil yang beliau gunakan adalah:
Sengaja dalam mengeluarkan air ini, berarti sebelumnya kita dengan sengaja membayangkan hal-hal yang mampu membangkitkan nafsu seksual kita, atau sedang dalam aktivitas yang meningkatkan nafsu seksual kita. Yang namanya manusia, sudah tentu tidak dapat lepas dari kebutuhan tersebut yang sudah menjadi dasar fitrah kita sebagai manusia.Air mani dapat dikenali dengan sifatnya yang berwarna keruh manakala air mazi pula jerneh dan air mani itu sifatnya kasat manakala air mazi itu sifatnya licin. Berdasarkan sifat-sifat ini boleh dikenali adakah ia mani atau mazi. Jika mani maka wajib mandi hadas dan jika mazi maka wajib dibasuh dan berwuduk jika hendak solat.
Cairan encer berwarna putih yang keluar karena dorongan syahwat dan tidak mengakibatkan badan lemas. Umumnya tidak terasa saat keluar. Cairan ini lebih banyak dimiliki kaum wanita daripada laki-laki. Madzi keluar secara normal saat bercumbu dengan suami atau saat membayangkan bersetubuh dengannya. Madzi hukumnya najis dengan kesepakatan ulama.
Sementara orang yang tidak beriman hanya mengerjakan perintah Allah jika dia mengetahui sebabnya. Jika dia tidak tahu maka dia tak buat. 2. Bukan semua benda kotor dan jijik itu najis. Dalam Islam, najis atau tidak bukanlah ditentukan dari kejijikann atau kekotorannya, tetapi melalui dalil Al-Quran atau Hadis.
Air wadi pula ialah air putih pekat yang keluar dari kemaluan lelaki dan wanita selepas membuang air kecil, atau mengangkat sesuatu barang yang berat atau kepenatan. Hukumnya adalah najis mutawassitah iaitu sama dengan air mazi dan tidak perlu mandi wajib memadai dengan membasuhnya sahaja. Sekiranya air mazi dan wadi terkena pada pakaian ketika
Madzi merupakan cairan bening dan lengket yang keluar saat muncul syahwat.Kendati demikian keluarnya madzi tidak diikuti dengan kenikmatan dan tidak pula diikuti dengan kelemasan. Sedangkan mani merupakan cairan yang keluar dari kemaluan dengan disertai pancaran dan kenikmatan. Dalam buku Panduan Shalat an-Nisa Menurut Empat Madzhab karya Abdul Qadir Muhammad Manshur, disebutkan terkadang dA3hHL.